Kamis, 16 Januari 2014

PESAN RASULULLAH SEBELUM WAFAT

Bismillahirahmanirrahim ..

Sebelum malaikat Izrail diperintah Allah SWT
untuk mencabut nyawa Nabi Muhammad , Allah
berpesan kepada malaikat Jibril
“Hai Jibril, jika kekasih-Ku menolaknya,
laranglah Izrail melakukan tugasnya!” Sungguh
berharganya manusia yang satu ini yang tidak
lain adalah Nabi Muhammad SAW. Di rumah
Nabi Muhammad SAW, Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi
Fatimah tidak mengizinkannya masuk sambil
berkata, “Maafkanlah, ayahku sedang demam”
kata Fatimah yang membalikkan badan dan
menutup pintu. Kemudian Fatimah kembali
menemani Nabi Muhammad SAW yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya pada
Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”. “Tak
tahulah ayahku, sepertinya orang baru, karena
baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah
lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya
dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-
olah bahagian demi bahagian wajah anaknya
itu hendak dikenang.
“Ketahuilah wahai anakku, dialah yang
menghapuskan kenikmatan sementara, dialah
yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah
malaikatul maut” kata Rasulullah, Fatimah pun
menahan ledakan tangisnya.
Malaikat maut pun datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut
bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah
Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas
langit dunia menyambut ruh kekasih Allah SWT
dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan
Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang
amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka,
para malaikat telah menanti ruhmu. Semua
surga terbuka lebar menanti kedatanganmu”
kata malaikat Jibril. Tapi itu ternyata tidak
membuat Rasulullah lega, matanya masih
penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?”
Tanya Jmalaikat ibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku
pernah mendengar bahwa Allah berfirman
kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada di
dalamnya” kata malaikat Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat
Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh
Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah
terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk
semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan
wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada
Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah
direnggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian
terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit
yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat
sekali maut ini, TIMPAKAN SAJA SEMUA SIKSA
MAUT INI KEPADAKU, JANGAN PADA UMATKU”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan
dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu,
Ali mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis-
shalaati, wamaa malakat aimaanukum
(peliharalah shalat dan peliharalah orang-
orang lemah di antaramu)”. Di luar, pintu tangis
mulai terdengar bersahutan, sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di
wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!
(Umatku, umatku, umatku)”. Dan, berakhirlah
hidup manusia yang paling mulia yang
memberi sinaran itu.
Menurut jumhur ulama sebagian Sakitnya
Sakarotulmaut Seluruh umat Nabi muhammad
sudah dilimpahkan kepada Sayyidina
muhammad....
Betapa mendalam cinta Rasulullah kepada kita
ummatnya, bahkan diakhir kehidupannya
hanya kita yang ada dalam fikirannya. Sakitnya
sakaratul maut itu tetapi sedikit sekali kita
mengingatnya bahkan untuk sekedar menyebut
Mengagungkan Pangilan Nabinya.
Allahumma sholli 'alaa Sayyidina Muhammad
wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....
mudah2an kita termasuk ummatnya yg nanti di
hari kiamat akan mendapatkan syafaat baginda
Rosulullah SAW. Aamiin.

https://www.facebook.com/syahrulmuwasah/posts/795205737159957

Tidak ada komentar: